Marcos adalah negarawan di Asia Tenggara yang sampai 1970-an ini masih berurusan dengan revolusi. Revolusi untuk menciptakan "Masyarakat Philipina Baru". Ketika awal 1974 lalu di Bangkok dan Jakarta terjadi ketegangan politik, Marcospun merasa kepanasan.
12 September 1984, tengah malam Tanjung Priok bersimbah Darah, Ratusan Umat islam Tersungkur ke tanah tertembus timah panas yang menyalak dari senjata otomatis ratusan tentara. Mereka yang masih hidup dan tidak sempat lari ditendang, di injak-injak dan dihajar dengan popor senjata hingga tewas
Daftar Isi halaman judul...