Text
Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Di Perbatasan Indonesia-Philipina Guna Meningkatkan Nasionalisme Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Nasional
Daerah perbatasan negara merupakan pintu masuk lalu lintas penduduk, barang maupun pemikiran dari dan kedua negara tersebut, baik secara legal maupun illegal. Daerah ini dapat dikatakan sebagi daerah yang rawan karena merupakan tempat awal bertemunya pengaruh-pengaruh dari dua negara yang berbeda kepentingan dan idiologi. Daerah perbatasan di Indonesia umumnya juga merupakan daerah terpencil dan sulit dicapai, sehingga masih tertinggal dalam berbagai aspek pembangunan dibandingkan daerah lain. Keadaan ini menyebabkan permasalahan, yang dihadapi daerah perbatasan Indonesia menjadi kompleks karena adanya pengaruh atau persinggungan langsung dengan negara tetangga. Hakekat ketahanan nasional adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan menggambarkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
Pos lintas batas yang ada di perbatasan Indonesia dan Philipina masing-masing berada di Marore, Tarakan dan Miangas. Sedangkan yang berada di wilayah Philipina masing- masing berada di Batuganding, Tawi Tawi dan Tibanban. Pos Lintas Batas yang sangat aktif saat ini adalah Pos Lintas Batas Marore (Indonesia) dan Batuganding (Philipina), relatif hampir setiap minggu ada pelintas yang melintas lewat pos lintas batas ini. Masyarakat Indonesia yang berada di Kecamatan Kepulauan Marore adalah masyarakat yang paling sering berinteraksi dengan warga negara Philipina. Interaksi ini terjalin karena mereka saling mengunjungi maupun karena sering melakukan transaksi dagang. Warga Marore sering bepergian atau masuk ke wilayah Philipina lewat Pos Lintas Batas yang ada di Marore dan melewati wilayah Philipina yang berada di pulau Balut tepatnya di Pos Lintas Batas Batuganding. Di pulau Marore yang merupakan reciprocal pos lintas batas Batuganding sampai saat ini merupakan pos terdepan bagi warga Indonesia yang akan menyeberang ke Philipina. Demikian juga sebaliknya jika ada warga yang menyeberang dari Batuganding, maka pulau Marore adalah wilayah pertama yang dimasuki. Karena sering melintas maka sangat mungkin jika terjadi kontak yang saling mempengaruhi antar warga yang melintas. Kontak ini bisa karena alasan dagang atau bisa juga karena adanya ikatan kekeluargaan.
Optimalisasi pemberdayaan masyarakat yang berada di perbatasan Indonesia Philipina khususnya yang berada di Kecamatan Kepulauan Marore diharapkan akan meningkatkan nasionalisme, rasa cinta tanah air, ulet dan tangguh dan menjadi kekuatan nasional yang dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
Tidak tersedia versi lain