Text
Konsepsi Pembangunan Pulau- Pulau Terluuar Dalam Rangka Mengantisipasi Konflik Antar Negara Guna Menjaga Keutuhan Wilayah NKRI
Sebagai Negara Kepulauan (Archipelagic Sate) yang terbesar di dunia, Indonesia mempunyai batas maritim berupa batas laut Wilayah Teritorial, batas Landas Kontinen, dan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang sangat panjang dengan 10 negara tetangga. Dari luas laut seluruh dunia (sebesar 361 juta km2), 1,5% (5.408.600 km2) merupakan perairan Indonesia, yang terdiri dari atas (i) laut nasional 3.166.163 km2 dan (ii) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2.242.437 km persegi. Lepasnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dan sekarang adanya klaim Malaysia atas perairan Ambalat bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk lebih memperhatikan kawasan perbatasan. Dimana di kawasan perbatasan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat 92 pulau kecil terluar yang telah dibangun base point yang dijadikan titik pangkal penentuan batas wilayah Indonesia. Kekhawatiran akan "hilangnya" pulau-pulau terluar lainnya adalah hal yang lumrah dan wajar, sehingga bisa membuat perkiraan dan antisipasi agar hal yang di khawatirkan tidak terjadi. Kemakmuran adalah jawaban dari ironi kehidupan perbatasan Indonesia. Maka, persoalan Ambalat dan perbatasan seharusnya dijawab dengan pendekatan kemakmuran bagi warganya. Dengan membangun pulau-pulau terluar yang ada penduduknya agar penduduknya merasa sebagai bagian dari Negara Kesatuan atuan Republik Indonesia dan sebagai tanggung jawab pemerintah Republik Indonesia atas klaimnya, adalah langkah antisipasi yang sangat diharapkan. Metoda pembangunan pulau-pulau terluar yang diharapkan adalah pola pembinaan desa pulau- pulau terluar yang dilaksanakan secara terus menerus dan berlanjut yang pada hakikatnya seluruh upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan masyarakat pulau-pulau terluar tersebut. Pembangunan tidak hanya taraf hidup manusianya atau menaikkan produkvitas profesionalnya saja, tetapi juga membangun tempat pemukiman, sarana dan prasarana dimana manusia itu hidup.
Tidak tersedia versi lain