Text
Konsepsi Pemberdayaan Industri Strategis Dalam Negeri Dalam Memajukan Sistem Senjata Alut TNI AL
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia dengan jumlah pulau 17.499 buah dan terletak pada posisi strategis yang memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar, untuk menjaga kedaulatan negara dilaut sebagai komponen utama TNI AL mempunyai tugas dalam rangka menegakan kedaulatan dan hukum di laut, untuk itu dibutuhkan TNI AL yang Besar, Kuat dan Profesional. Saat ini kemampuan TNI AL hanya memiliki 124 KRI dimana secara fungsional dikelompokan dalam fungsi tempur (combatant) dan fungsi non tempur (non combatant). KRI berperan sebagai kekuatan pemukul
sebagai fungsi tempur kondisi yang prima baik dalam kesiapan
(striking force) sehingga
olah gerak maupun kesiapan pendukung taktik tempur laut. Sebagai fungsi non tempur beberapa KRI berperan sebagai kekuatan patroli (Patrolling force) dan kekuatan pendukung (supporting force). Dalam rangka membangun Postur TNI AL yang Besar, Kuat dan Profesional, hal ini diperlukan dukungan ketersediaan anggaran bidang pertahanan namun krisis ekonomi yang berkepanjangan merupakan kendala dalam pelaksanaan pembangunan kekuatan ditambah dengan adanya embargo pengadaan sukucadang dan komponen dari negara pemasok sehingga mengakibatkan menurunnya kondisi teknis Alut Sista TNI AL, sehingga perlu adanya pemecahan yang dapat digunakan sebagai bahan pemikiran dalam rangka membangun kemandirian teknologi dengan memberdayakan industri strategis dalam negeri guna memajukan sistem senjata Alut TNI AL.
Tidak tersedia versi lain