Text
Konsepsi Pengamanan Selat Malaka Guna Menjamin Keamanan Pelayaran Dalam Rangka Mempertahankan Stabilitas Keamanan Wilayah Laut Yurisdiksi Nasional
"Barangsiapa yang dapat menguasai Selat Malaka, dialah yang memegang kendali perdagangan venesia" kutipan di atas adalah penggalan kalimat dari catatan para "pengelana" Portugis tahun 1536 mengenai pentingnya Selat Malaka bagi perdagangan Internasional. Tidak mengherankan jika Selat Malaka dijuluki sebagai urat nadi perdagangan terpadat di dunia. Hal ini menyebabkan 72% lalu lintas perdagangan dunia internasional melalui Selat Malaka. Munculnya kontroversi antara RI dan Malaysia dengan Amerika Serikat baru-baru ini mengenai Selat Malaka tidak terlepas dari kepentingan strategis AS di kawasan niaga tersibuk di dunia ini. Selat Malaka merupakan selat yang sempit, panjang 450 NM, terletak di antara Pulau Sumatera dan semenanjung Malaysia. Lebar tersempit 1,9 km, terluas 100 km, kedalaman 21,8 meter. Di sepanjang selat terdapat pulau-pulau kecil dengan kedangkalan yang sangat berbahaya bagi keamanan pelayaran. Dengan kondisi geografis seperti tersebut, tidaklah mudah mengawasi seluruh sektor di Selat Malaka secara bersamaan. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa negara asing secara gencar ingin menghadirkan kekuatan militernya di Selat Malaka dengan alasan mengamankan jalur perdagangan kapal-kapalnya. Hal ini apabila tidak diwaspadai akan berkembang menjadi ancaman potensial. Sementara itu ancaman faktual seperti illegal fishing, illegal loging, penyelundupan senjata, pencemaran, pencurian pasir laut, timah dan narkoba terus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Kegiatan perompakan dan pembajakan oleh GAM diprediksikan akan terus berlanjut meskipun saat ini permasalahan telah sampai pada tahap perundingan damai. Hal ini mengakibatkan Selat Malaka diidentifikasikan sebagai the most dangerous water in the world.
Tidak tersedia versi lain