Text
Optimalisasi kemampuan fasharkan guna mendukung perbaikan alutsista dalam rangka mendukung pembangunan kekuatan TNI AL
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) dengan letaknya yang strategis dan banyaknya sumber kekayaan alam, akan menimbulkan ancaman yang harus dihadapi oleh komponen pertahanan negara. TNI AL sebagai bagian dari komponen pertahanan, dalam pelaksanaan tugasnya sangat bergantung kepada kemampuan dan kekuatan yang dimiliki sesuai postur TNI AL. Pembangunan postur TNI AL masih dihadapkan dengan keterbatasan anggaran sehingga diarahkan pada pencapaian Minimum Essential Force (MEF). Disamping masalah anggaran, pembangunan kekuatan TNI AL dihadapkan dengan kondisi alutsista yang sebagian besar telah berusia tua dan jumlah yang sangat terbatas dibandingkan dengan luas wilayah yang harus diamankan. Atas dasar inilah Fasharkan sebagai bagian dari fungsi Pangkalan TNI AL dituntut agar mampu memberikan dukungan pemeliharaan dan perbaikan terhadap alutsista khususnya KRI secara optimal. Kondisi saat ini, Fasharkan dinilai belum optimal dalam memberi dukungan pemeliharaan dan perbaikan terhadap KRI. Salah satu Fasharkan yang perlu ditingkatkan kemampuannya yaitu Fasharkan Mentigi, hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Fasharkan Mentigi dianggap sebagai Fasharkan Klas A yang posisinya sangat strategis untuk mendukung pemeliharaan dan perbaikan KRI yang melaksanakan operasi di wilayah jalur pelayaran terpadat di dunia yaitu Selat Malaka, Selat Philip, Selat Singapura dan Laut Natuna. Tidak optimalnya Fasharkan Mentigi dalam mendukung pemeliharaan dan perbaikan disebabkan adanya masalah yang berhubungan dengan organisasi, sumber daya manusia, sarana prasarana dan masalah klasik berupa anggaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya untuk mengoptimalkan kemampuan Fasharkan Mentigi. Langkah untuk melaksanakan pemecahan masalah di atas, dilaksanakan dengan merumuskan suatu kebijakan, strategi dan upaya yang tepat dengan didukung oleh teori-teori yang relevan, sehingga dapat dihasilkan optimalisasi kemampuan Fasharkan Mentigi yang diharapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila kemampuan Fasharkan Mentigi dapat dioptimalkan melalui pembenahan organisasi, peningkatan sumber daya manusia, peningkatan kemampuan sarana prasarana serta dukungan anggaran yang memadai dengan cara merumuskan suatu kebijakan, strategi dan upaya-upaya yang tepat, maka diharapkan perbaikan KRI terdukung sehingga pembangunan kekuatan TNI AL dengan prioritas pencapaian MEF dapat terdukung secara optimal.
Tidak tersedia versi lain