Text
Optimalisasi postur pangkalan guna menunjang unsur gelar operasi di wilayah perbatasan RI-Malaysia dan RI-Philipina dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI
Strategi Pertahanan Negara disusun bertitik tolak kepada kondisi geografi suatu negara. NKRI adalah negara maritim yang memiliki luas wilayah laut 2/3 dari wilayah negara. Strategi Pertahanan Negara di lautnya masih merupakan gabungan strategi setiap unsur kekuatan yang dirumuskan berdasarkan tugas pokok masing-masing. Strategi tersebut dirasakan belum mampu memadukan berbagai kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara dari tiap komponen kekuatan TNI AL dan instansi nonTNI. Pada sisi lain, bentuk dan arah datangnya ancaman, merupakan pertimbangan utama dalam penyusunan, pembinaan dan penggunaan komponen pertahanan Negara di laut, baik komponen utama, cadangan maupun pendukung. Analisa ancaman yang dilakukan menggunakan perhitungan Niat, Kemampuan dan Kondisi sehingga menghasilkan prioritas kemungkinan ancaman di masa mendatang. Ancaman yang dipersepsikan dapat muncul dari ancaman militer dan non militer, yang dapat meningkat menjadi ancaman militer. Persepsi ancaman merupakan dasar penentuan tujuan dan sasaran yang diprioritaskan sebagai pilihan dalam menyiapkan semua gelar kekuatan. Berdasarkan perkembangan lingkungan strategis, maka gelar kekuatan yang tepat adalah mendayagunakan secara optimal kekuatan TNI AL melalui pembinaan kemampuan dan kekuatan, pengerahan dan gelar kekuatan dengan pemberdayaan sumber daya yang mendukung. Strategi ini juga ditujukan untuk menyiapkan semua komponen kekuatan TNI AL dalam suatu Sistem Senjata Armada Terpadu untuk siap menghadapi ancaman militer dan non militer serta harus mampu mengarahkan semua komponen kekuatan untuk melaksanakan pembinaan dan penggunaan kekuatan masing-masing sehingga nantinya memiliki kesiapan untuk melaksanakan operasi gabungan TNI. Untuk mengantisipasi tantangan tugas ke depan perlu pemikiran untuk mengoptimalkan gelar kekuatan TNI AL yang ada saat ini dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan negara. Untuk itu perlu adanya suatu upaya menata gelar alutsista dengan memadukan seluruh komponen kekuatan dalam bentuk gelar yang memiliki tujuan sama. Dalam tata gelar tersebut perlu adanya titik berat pada bidang personel yang profesional, kemutakhiran alutsista, organisasi tugas yang tepat, dukungan kodal dan mutakhirnya data intelijen yang ada. Untuk mewujudkan struktur gelar kekuatan yang ideal sesuai tuntutan tugas masih banyak kendala akibat keterbatasan dukungan sumber daya dan anggaran. Namun demikian TNI AL tidak boleh berhenti dalam membangun kekuatan dan menggelarnya untuk keberhasilan pelaksanaan tugas pokok.
Tidak tersedia versi lain