Text
Optimalisasi gelar kekuatan TNI AL guna pengamanan wilayah perbatasan laut Kalimantan Timur dalam rangka mendukung tegaknya kedaulatan NKRI
Pertumbuhan ekonomi di Negara-negara kawasan Asean dan Asia Timur dewasa ini sedang memasuki pertumbuhan yang cukup signifikan, dan negara-negara di Asia Timur serta Asean merupakan Negara pantai atau kepulauan yang sebagian besar melaksanakan kegiatan perdagangannya melalui laut. Indonesia secara geografi berbentuk fisik Archipelagic State dimana wilayah perairan Indonesia berbatasan dengan beberapa negara-negara lain, khususnya di perairan Kalimantan Timur berbatasan dengan Malaysia. Di Perairan perbatasan tersebut juga posisi perairan Karang Unarang dimana terdapat Blok Ambalat yang masih bermasalah dalam penentuan batas wilayah antara RI dan Malaysia yang berpotensi terjadi kerawanan konflik. Serta berhubungan langsung dengan laut Sulawesi dan selat Makasar sebagai ALKI II, yang merupakan jalur SLOC (Sea Lane of Communication) dan SLOT (Sea Lane of Tradement) memiliki potensi penting bagi kepentingan jalur lalu lintas internasional dan dalam era perdagangan bebas dikawasan Asia. Dengan posisi perairan yang terbuka dari utara dan timur, dapat memberikan peluang timbulnya ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan akibat tindak kejahatan serta pelanggaran hukum lainnya. Dapat mengundang pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan turut campur menjaga kepentingan nasionalnya di wilayah Indonesia, sehingga akan mengakibatkn terjadinya gesekan kepentingan nasional Indonesia dan Malaysia serta internasional. Permasalahan yang dihadapi saat ini belum selesainya masalah perbatasan laut dan terjadinya pelanggaran wilayah oleh pihak Malaysia, terjadinya Transnational Crime serta bentuk-bentuk kejahatan lintas negara lainnya. Penyelenggaraan pengamanan wilayah perbatasan laut RI - Malaysia di perairan Kalimantan Timur yang masih belum optimal, akan berdampak terhadap eksistensi integrasi Indonesia. TNI AL sebagai komponen utama Hankamneg di laut memiliki tiga fungsi peran yang bersifat universal, yaitu sebagai polisionil, diplomasi dan militer harus mampu menjaga stabilitas keamanan perairan yurisdiksi nasional serta memberikan dampak penangkalan pada masa damai dan masa perang. Dihadapkan pula dengan perkembangan lingkungan strategis yang berubah dinamis dan cepat, prediksi perubahan poros kegiatan ekonomi dunia pada abad ke-21, era Globalisasi, faktor munculnya ketidak pastian kerawanan, serta bentuk ancaman asimetrik warfare, maka perlu antisipasi untuk menghadapi hal tersebut dengan adanya kebijakan, strategi dan upaya menjaga stabilitas keamanan dengan menggelar kekuatan TNI AL melalui Sistem Senjata Armada Terpadu/SSAT guna menciptakan stabilitas keamanan wilayah perbatasan laut di Kalimantan Timur dalam rangka mendukung tegaknya NKRI.
Tidak tersedia versi lain