Text
Optimalisasi pembangunan kemampuan Satuan Kapal Eskorta guna menghadapi peperangan asimetris dalam rangka mendukung tugas TNI AL
Letak Geografis Negara Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) yang berada pada posisi silang antara dua Benua maupun dua Samudera serta memiliki wilayah laut yang luas, hal ini menyebabkan menjadi jalur lalu lintas pelayaran bagi negara di kawasan Regional maupun Internasional atau mengundang negara lain untuk menggunakan dan memanfaatkan perairan Indonesia sebagai jalur pendekat dalam pelayaran kapal-kapal niaga maupun kapal-kapal perang, yang dapat menimbulkan kerawanan berupa gangguan, ancaman terhadap keamanan, keselamatan pelayaran serta tindak kejahatan di dan atau lewat laut (transnational crime). Ancaman lebih cenderung mengarah kepada asimetris dalam bentuk kejahatan transnasional seperti terorisme Internasional dan gerakannya, penyelundupan senjata, Weapon of Mass Destruction (WMD), Drug trafficking, Human Trafficking, Pengangkutan barang melalui kapal dengan memuat barang berbahaya ataupun ancaman yang datang dari dalam negeri seperti terjadinya konflik komunal, gerakan separatisme, insurjensi, hingga kejahatan terorisme. konsep peperangan saat ini mengalami banyak perubahan mengikuti perkembangan teknologi dan cara-cara berperang yang baru serta tidak lagi mengedepankan dalil-dalil hukum humaniter dan praktek universal lainnya. Angkatan bersenjata suatu negara tidak saja harus menghadapi kesatuan angkatan bersenjata negara lain tetapi juga melawan kelompok-kelompok tanpa atribut kenegaraan yang lazim disebut non state actor. Perubahan cara berperang dilakukan untuk meniadakan keunggulan pihak lain yang memiliki teknologi dan persenjataan yang lebih baik. Oleh sebab itu, cara-cara yang tidak konvensional seperti ini disebut peperangan asimetris (Asymmetric Warfare). Untuk mengantisipasi kegiatan ini TNI AL dapat mengembangkan salah satu kekuatannya yaitu Satuan Kapal Eskorta sebagai kekuatan counter asimetris dilaut yang mempunyai daya pukul dan daya gerak yang tinggi dalam rangka mengamankan kepentingan Nasional. Sejarah dan pengalaman yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa ancaman yang dilaksanakan oleh kekuatan asimetris di laut lebih banyak negara melaksanakan reaksi menghadapinya dengan mengirimkan kekuatan Surface Combatante berupa kapal-kapal permukaan yang mempunyai kemampuan gerak dan daya serang yang cukup tinggi.
Tidak tersedia versi lain